Empat Dosen STAI Al-Utsmani Jadi Presenter di Konferensi Internasional ICHES 2025
![]() |
Empat Dosen STAI Al-Utsmani Bondowoso Bersama Reviewer Dr. Nurul Anam, M.Pd.I (Foto: Istimewa) |
BACADOLOE.COM,
Bondowoso
– Empat dosen dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Utsmani Bondowoso mencatatkan
prestasi akademik membanggakan dengan menjadi presenter dalam ajang bergengsi The
4ᵗʰ International Conference on Humanity, Education and Society (ICHES) 2025.
Konferensi internasional ini diselenggarakan oleh jejaring akademik tingkat
global yang mempertemukan para ilmuwan, pendidik dan peneliti dari berbagai daerah
untuk membahas isu-isu strategis dalam bidang kemanusiaan, pendidikan dan
masyarakat.
Keempat
dosen STAI Al-Utsmani yang turut serta dalam konferensi ini adalah Heridianto,
Qonitatun Nisa’, Aprilia Fentika Dewi Gita Anggraini dan Ahmad Raziqi.
Masing-masing dari mereka menyampaikan artikel ilmiah yang mengangkat isu-isu
strategis dalam kebijakan publik dan pengembangan pendidikan Islam, terutama
dalam konteks lokal Kabupaten Bondowoso.
Heridianto
dalam artikelnya yang berjudul “Antara Negeri dan Swasta: Ketimpangan
Kebijakan Pendidikan di Bondowoso” menyoroti realitas disparitas kebijakan
pendidikan antara lembaga pendidikan negeri dan swasta di daerah. Ia
mengungkapkan bahwa meskipun pendidikan merupakan hak dasar warga negara, namun
dalam praktiknya, lembaga pendidikan swasta sering kali menghadapi tantangan
serius dalam aspek pendanaan, fasilitas dan perhatian dari pemerintah.
“Selama
ini, lembaga pendidikan swasta di Bondowoso seolah diposisikan sebagai
pelengkap dari pendidikan negeri. Padahal, mereka juga memiliki kontribusi
besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Heridianto dalam
presentasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif
yang mendalam dengan harapan dapat mendorong perumusan kebijakan yang lebih
inklusif dan adil.
Sementara
itu, Qonitatun Nisa’ mempresentasikan makalahnya yang berjudul “Peran
Strategis Supervisi Pendidikan dalam Implementasi Kebijakan Publik Menuju
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia”. Ia menekankan pentingnya supervisi
pendidikan yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga substantif dan
transformatif.
Menurut
Qonitatun, supervisi yang efektif mampu menjamin bahwa kebijakan pendidikan
dapat diimplementasikan secara optimal, yang pada akhirnya akan berkontribusi
pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah. “Supervisi tidak
boleh hanya menjadi formalitas, tetapi harus menjadi bagian dari strategi
peningkatan mutu pendidikan yang nyata,” tegasnya.
Aprilia
Fentika Dewi Gita Anggraini turut menyumbangkan gagasan dalam makalahnya
berjudul “Integrasi Nilai Moderasi Beragama dalam Manajemen Pendidikan
Islam: Analisis Kebijakan Publik Berdasarkan Perpres 58 Tahun 2020 dan RAN PE
2020-2024”. Ia menelaah bagaimana kebijakan nasional tentang moderasi
beragama dapat diimplementasikan secara konkret dalam pengelolaan lembaga
pendidikan Islam.
Artikel
ini memberikan analisis kritis terhadap Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2020
dan Rencana Aksi Nasional Penguatan Moderasi Beragama (RAN PE) 2020–2024, serta
relevansinya dengan konteks pendidikan lokal. “Pendidikan Islam harus menjadi
garda terdepan dalam membumikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman,” jelas
Aprilia dalam paparannya.
Sementari
itu, Ahmad Raziqi mengangkat tema yang tidak kalah penting dengan judul makalah
“Peran Strategis GP Ansor Bondowoso dalam Peningkatan IPM”. Ia menyoroti
bagaimana organisasi kepemudaan Islam seperti GP Ansor berperan aktif dalam
program sosial dan pendidikan masyarakat yang berkontribusi pada peningkatan
kualitas hidup warga.
Penelitian
ini menampilkan data lapangan tentang berbagai inisiatif GP Ansor, mulai dari
pelatihan keterampilan, kegiatan literasi, hingga program beasiswa pendidikan.
“Kekuatan civil society seperti GP Ansor perlu terus didukung karena mereka
punya akar yang kuat di masyarakat,” ungkap Raziqi.
Partisipasi
empat dosen STAI Al-Utsmani dalam ICHES 2025 merupakan pencapaian yang
membanggakan, tidak hanya bagi institusi, tetapi juga bagi dunia akademik di
Bondowoso secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa STAI Al-Utsmani aktif terlibat
dalam diskursus ilmiah global serta berkomitmen dalam menghadirkan solusi
berbasis penelitian terhadap persoalan-persoalan lokal.
Ketua
STAI Al-Utsmani, dalam pernyataannya, menyampaikan apresiasi atas kerja keras
para dosen tersebut. “Kami sangat bangga dan mendukung penuh dosen-dosen kami
untuk terus meneliti dan berbicara di forum internasional. Ini membuktikan
bahwa perguruan tinggi daerah juga memiliki kapasitas untuk tampil di level
dunia,” tuturnya.
Dengan
semangat ini, STAI Al-Utsmani berharap akan lahir lebih banyak lagi riset-riset
inovatif yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan,
masyarakat dan bangsa. (*)